Gambar Sampul Sosiologi · BAB 4 PROSES PENELITIAN SOSIAL
Sosiologi · BAB 4 PROSES PENELITIAN SOSIAL
Wida

24/08/2021 16:55:33

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII IPS Semester II

97

BAB 4

PROSES PENELITIAN SOSIAL

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan dapat melaksanakan penelitian

Sosial secara sederhana

Pelaporan

Analisis inter-

pretasi data

Kesimpulan

Proses Penelitian Sosial

Pendekatan Penelitian

Kualitatif

Kuantitatif

Subjek Penelitian

Populasi

Sampel

Teknik Pengumpulan

data

Analisis

data

98

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I

A. PENDEKATAN-PENDEKATAN PENELITIAN

Pengumpulan data merupakan proses yang sangat penting dalam sebuah penelitian

karena data merupakan suatu bahan yang akan dijadikan landasan dalam pengambilan

kesimpulan. Oleh karena itu, data harus terjamin validitasnya. Validitas data akan terjamin

jika alat pengumpulan data beserta sumber daya manusia yang berperan sebagai pengembal

data dapat dipertanggungjawabkan. Pengumpulan data tersebut dapat dilakukan setelah

penyusunan rancangan penelitian selesai dilaksanakan. Kegiatan pengumpulan data

merupakan sebuah kegiatan yang bersifat sistematis dan berkaitan dengan metode yang

dipergunakan dalam kegiatan penelitian. Dengan demikian, metode pengumpulan data

harus disesuaikan dengan jenis penelitian.

Terdapat dua pendekatan yang dikenal dalam kegiatan penelitian, yakni pendekatan

kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan

yang digunakan dalam penelitian yang mana data-data bersifat kualitatif. Data kualitatif

merupakan data yang berbentuk kata-kata, bukan data yang berbentuk angka-angka.

Keseluruhan data yang diperoleh tersebut kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk

sajian yang bersifat naratif, bukan dalam bentuk statistik. Dengan demikian, kemampuan

analisis dari peneliti sangat menentukan dalam pengambilan kesimpulan. Dalam pendekatan

kualitatif, pada umumnya peneliti langsung terjun ke lapangan untuk melakukan observasi

secara aktif (participant observation). Kegiatan observasi tersebut ditindaklanjuti dengan

kegiatan mencatat, menganalisis, menafsirkan data yang didapat, mengambil kesimpulan,

dan melaporkan hasil penelitian.

Sedangkan pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan dalam

proses penelitian yang mana data yang dipakai adalah data-data kuantitatif, yakni berbentuk

angka-angka. Berkenaan dengan data kuantitatif tersebut, maka dalam proses pengolahan

data selalu digunakan analisis statistik. Pada umumnya data statistik disajikan dalam bentuk

tabel, gra

fi

k, diagram, dan sejenisnya.

B. SUBJEK PENELITIAN

Sumber:

www

.gimonca.com

Masyarakat merupakan objek kajian Sosial

Subjek penelitian merupakan orang atau benda

yang dijadikan sasaran dalam kegiatan penelitian.

Dengan demikian, subjek penelitian merupakan

sumber data dalam sebuah proses penelitian. Dalam

sebuah penelitian sosial, masyarakat yang akan di-

jadikan subjek penelitian harus ditentukan terlebih

dahulu. Jika masyarakat yang akan dijadikan subjek

penelitian terlalu besar jumlahnya dan/atau terlalu

luas wilayahnya, maka perlu ditentukan populasinya

terlebih dahulu. Setelah populasi ditentukan, lang-

kah selanjutnya adalah memilih sampel.

Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial

99

1. Populasi

Populasi merupakan jumlah keseluruhan unit yang akan dianalisis, yakni objek yang

diteliti. Idealnya penelitian dilakukan untuk seluruh anggota populasi. Namun demikian,

karena populasi penelitian yang terlalu besar atau terlalu luas dan tidak mungkin diteliti

seluruhnya mengingat waktu, tenaga, dan biaya yang terlalu besar

, maka penelitian hanya

dapat dilakukan terhadap sampelnya saja. Lalu, apakah yang dimaksud dengan sampel itu?

2. Sampel

Dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Sosial, Irawan Soehartono men-

jelaskan bahwa sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan sekali-

gus dianggap dapat menggambarkan populasinya. Dengan demikian penelitian yang dilaku-

kan terhadap sampel hanyalah sebuah pendekatan terhadap populasinya. Penelitian seperti

ini akan memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan kesimpulan. Oleh karena

itu, setiap penelitian yang menggunakan sampel akan selalu berusaha untuk memperkecil

resiko kesalahan tersebut.

Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu:

(1) sampel harus dapat mewakili keseluruhan populasi (representatif), dan (2) besarnya

sampel harus memadai bagi keseluruhan populasi. Suatu sampel dikatakan representatif

jika ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan

ciri-ciri yang ada pada populasinya. Dengan sampel yang representatif maka informasi yang

dikumpulkan akan relatif sama dengan informasi yang ada pada populasi. Suatu sampel yang

baik juga harus memenuhi syarat dalam ukuran atau besarnya sehingga dapat meyakinkan

kestabilan ciri-ciri sebagaimana yang ada pada populasi. Semakin besar sampel akan se-

makin kecil kemungkinan salah dalam menarik kesimpulan tentang populasinya.

Ada dua cara untuk menentukan sampel, yakni: (1) berdasarkan peluang (probability

sampling), dan (2) tidak berdasarkan peluang (nonprobability sampling). Dalam probability

sampling, pengambilan sampelnya dilakukan secara random atau acak, yang dilakukan

dengan cara undian atau dengan menggunakan tabel bilangan random yang dapat ditemukan

dalam buku-buku statistik. Sedangkan dalam nonprobability sampling, pengambilan

sampel yang dilakukan secara sengaja yang dilakukan dengan berbagai cara, yakni dengan

mempertimbangkan jumlah (quota sampling), dengan mempertimbangkan tujuan (purposive

sampling), dengan teknik bola salju (snowball sampling), atau bahkan secara kebetulan

(accidental sampling).

C. DATA PENELITIAN

Menurut Sapari Imam Asyari, data merupakan fakta-fakta atau keterangan-keterangan

(informasi) yang digunakan sebagai sumber atau bahan untuk menemukan kesimpulan atau

membuat keputusan-keputusan. Data berasal dari fakta-fakta yang telah dipilih untuk di-

jadikan bukti dalam rangka pembuktian atau penguat alasan dalam pengambilan kesimpu-

lan (konklusi). Berdasarkan jenisnya, data dibedakan atas dua macam, yakni data kualitatif

dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angka-angka atau

data yang tidak dapat diangkakan. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk

angka-angka atau data yang dapat diangkakan.

100

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain adalah melalui

angket, wawancara, observasi, studi dokumentasi, studi kepustakaan, dan lain sebagainya.

1. Angket

Angket (

self-administered questionnaire

) adalah teknik pengumpulan data dengan

menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.

Responden adalah orang yang memberikan tanggapan (respons) terhadap pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan. Teknik angket memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.

Kelebihannya adalah: (1) dapat menjangkau sampel dalam jumlah yang besar, (2) biaya

yang diperlukan relatif murah, dan (3) tidak terlalu mengganggu responden karena

pengisiannya ditentukan oleh responden sendiri sesuai dengan keluangan waktunya. Adapun

kekurangannya adalah: (1) jika dikirimkan melalui pos, maka persentasi yang dikembalikan

relatif rendah, (2) tidak dapat dipergunakan kepada responden yang tidak bisa membaca

atau menulis, dan (3) pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam angket dapat ditafsirkan

secara salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan.

2. Wawancara

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan se-

cara langsung oleh pewawancara/pengumpul data kepada responden selanjutnya jawaban-

jawaban responden dicatat atau direkam. Kelebihan teknik wawancara adalah: (1) dapat

dipergunakan kepada responden yang tidak menguasai baca-tulis, termasuk anak-anak, (2)

jika terdapat pertanyaan yang sulit dipahami pewawancara dapat memberikan penjelasan

seperlunya, dan (3) dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan

pertanyaan pembanding atau dengan melihat ekspresi wajah serta gerak-gerik responden.

Sedangkan kekurangan teknik wawancara adalah: (1) memerlukan biaya yang cukup besar

untuk perjalanan dan ongkos pengumpul data, (2) hanya dapat menjangkau responden yang

bersifat terbatas, dan (3) kehadiran pewawancara mungkin akan mengganggu responden.

3. Observasi

Observasi merupakan suatu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan.

Dalam kegiatan pengamatan, observer (pengamat) belum mengajukan pertanyaan-

pertanyaan khusus yang terkait dengan masalah penelitian. Kelebihan observasi adalah: (1)

data yang diperoleh merupakan data yang segar karena langsung diamati dari subjek pada

saat terjadinya tingkah laku, dan (2) keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.

Sedangkan kelemahannya adalah: (1) untuk memperoleh data yang diharapkan pengamat

harus menunggu dan mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan benar-benar terjadi,

(2) tidak semua tingkah laku yang diamati relevan dengan masalah yang diangkat dalam

penelitian, dan (3) beberapa tingkah laku, seperti tingkah laku kriminal atau yang bersifat

pribadi, sukar diamati dan bahkan bisa membahayakan observer (pengamat).

4. Kajian Kepustakaan

Kajian kepustakaan merupakan suatu kegiatan untuk menelusuri dan menelaah teori-

teori yang terdapat di perpustakaan. Kegiatan kajian kepustakaan menuntut kejelian, ket-

ekunan, dan ketelitian peneliti. Dalam kegiatan kepustakaan tersebut seorang peneliti akan

melakukan: (1) menggali lebih dalam beberapa informasi dan beberapa teori yang berkaitan

Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial

101

dengan masalah yang sedang diteliti, (2) mencari metode dan teknik pengumpulan data,

teknis analisis data, dan sebagainya, (3) mendapatkan pandangan yang lebih luas tentang

masalah yang sedang diteliti, dan (4) menghindarkan diri dari duplikasi (plagiat) yang tidak

dikehendaki.

5. Studi

Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditu-

jukan kepada subjek penelitian, melainkan kepada dokumen-dokumen tertentu. Terdapat

dua macam dokumen, yakni dokumen primer dan dokumen sekunder. Dokumen primer

merupakan yang ditulis oleh orang yang secara langsung mengalami suatu peristiwa. Do-

kumen sekunder adalah dokumen yang ditulis oleh orang lain yang mendapat cerita dari

pelaku peristiwa. Kelebihan studi dokumentasi adalah: (1) memberikan jalan untuk meneliti

subjek penelitian yang sulit dijangkau, (2) data yang diterima lebih objektif karena tidak

terpengaruh oleh kehadiran peneliti, (3) memberikan cara yang lebih baik untuk meneliti

peristiwa-peristiwa yang telah berlalu, dan (4) memungkinkan untuk mengambil sampel

yang lebih besar. Sedangkan kelemahan studi dokumentasi adalah: (1) data yang diteliti

memungkinkan terjadinya bias karena data yang tersedia kemungkinan tidak lengkap atau

bahkan berlebihan, (2) tidak setiap orang menyimpan dokumen dengan baik, dan (3) sulit

untuk mengumpulkan dan sekaligus memberikan kode terhadap data sehubungan dengan

format penulisan dokumen yang bermacam-macam.

Masih terdapat beberapa teknik lain yang dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data,

seperti analisis isi dan tes proyeksi. Menurut Atherton dan Klemmack, analisis isi (content

analysis) merupakan studi tentang arti komunikasi verbal. Bahan yang dipelajari dapat berupa

bahan yang diucapkan atau bahan yang ditulis. Teknik analisis isi sering dipergunakan untuk

meneliti sikap para tokoh terhadap suatu kasus, yakni dengan mempelajari beberapa artikel,

naskah pidato, buku harian, catatan kasus, dan lain sebagainya. dalam analisis isi, peneliti

dapat mengklasi

fi

kasikan kata-kata yang menyatakan persetujuan maupun kata-kata yang

menyatakan ketidaksetujuan yang ditunjukkan oleh tokoh tertentu terhadap suatu kasus.

Misalnya: Sikap pimpinan partai politik X terhadap kinerja kabinet pembangunan Y.

Tes proyeksi (projective test) dilaksanakan oleh peneliti berdasarkan atas anggapan

bahwa apa yang dilakukan oleh subjek dengan bahan tes tertentu akan dapat mengungkap-

kan sesuatu tentang diri subjek tersebut. Tes proyeksi dilakukan terhadap responden yang

sulit atau tidak bersedia untuk mengungkapkan sesuatu yang dianggap merupakan data

penting dalam kegiatan penelitian. Tes proyeksi pada umumnya digunakan untuk mengung-

kapkan sikap, keyakinan, pandangan, pendapat, dan lain sebagainya dengan cara subjek

diminta untuk mengidenti

fi

kasikan gambar-gambar atau bentuk-bentuk tertentu, kemudian

subjek diminta untuk membuat cerita untuk setiap gambar atau bentuk yang dilihatnya.

Tes proyeksi hanya dapat dilakukan oleh seorang peneliti yang memiliki keahlian tertentu.

Selain itu, validitas tes proyeksi sangat sulit untuk ditetapkan.

Berdasarkan rancangan penelitian yang kalian buat sesuai dengan tugas yang ada pada

Bab II, lengkapilah rancangan penelitian tersebut dengan beberapa hal sebagai berikut: (1)

pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam proses penelitian, (2) populasi dan sam-

pel penelitian, (3) teknik pengumpulan data, dan (4) menyusun instrumen penelitian.

102

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I

Kegiatan

Berdasarkan rancangan penelitian yang kalian buat sesuai dengan tugas yang terdapat

pada bab III, lengkapilah rancangan penelitian tersebut dengan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam proses penelitian,

2. Populasi dan sampel penelitian,

3. Teknik pengumpulan data, dan

4. Instrumen pengumpulan data

E. PROSES ANALISIS DATA

1. Mengedit dan Memberikan Kode

Data yang terjaring melalui angket, kuesioner, observasi, studi dokumentasi, kajian pus-

taka, dan sebagainya merupakan bahan mentah yang memerlukan pengolahan dan analisis.

Data yang sudah diolah akan memberikan gambaran mengenai hasil penelitian. Oleh karena

itu, proses pengolahan dan analisis data merupakan tahap yang sangat penting dan sangat

menentukan dalam pengambilan kesimpulan sebuah penelitian. Pengolahan data tersebut

sangat tergantung pada jenis data yang berhasil dikumpulkan, apakah data merupakan data

kualitatif atau merupakan data kuantitatif.

Data kualitatif, yakni data yang berupa kata-kata, harus diolah sedemikian rupa seh-

ingga dapat menjadi bukti empiris dalam penelitian. Sedangkan data kuantitatif, yakni data

yang berupa angka, diolah secara statistik dengan cara memasukkan data-data tersebut ke

dalam tabel-tabel untuk kemudian dilakukan analisis secara statistik pula.

Pengolahan data merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu penelitian

yang bertujuan mengolah data-data yang berhasil dikumpulkan dari lapangan sehingga

mudah dipahami. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses pengolahan data

adalah: (1) mengedit (editing) dan memberikan kode (coding), (2) meringkas dan membuat

tabel-tabel (tabulasi), (3) melakukan analisis data, dan (4) membuat kesimpulan.

Langkah pertama yang dilakukan dalam pengolahan data adalah melakukan editing.

Proses editing dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas data dan menghilang-

kan keraguan-keraguan data. Dalam proses editing tersebut semua data diteliti satu persatu,

terutama yang menyangkut masalah kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisannya.

Jika terdapat jawaban yang tidak jelas penulisannya atau ada butir pertanyaan (pernyataan)

yang tidak terisi, maka pengumpul data yang bersangkutan diminta untuk memperjelas atau

melengkapinya. Dalam hubungan ini, Atherton dan Klemmack memberikan dua alternatif,

yaitu: (1) jika butir yang tidak terjawab bersifat acak atau tidak terpusat pada suatu nomor

tertentu saja, maka dapat diisi dengan cara memberikan nilai rata-rata dari semua butir

pernyataan yang diisi oleh responden, dan (2) jika secara umum responden mengabaikan

suatu nomor tertentu, maka dimungkinkan butir pernyataan tersebut yang tidak benar seh-

ingga strategi yang terbaik adalah membuang butir pernyataan tersebut.

Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial

103

Selain kelengkapan dan kejelasan tulisan seperti di atas, proses editing juga dilakukan

terhadap pemahaman catatan, konsistensi data, keseragaman satuan yang digunakan dalam

data, dan kesesuaian jawaban.

Catatan-catatan yang dibuat harus mudah dibaca dan mudah dipahami. Dengan demi-

kian segala macam singkatan harus diubah menjadi kalimat sempurna sehingga akan

memudahkan pengkodean. Keseluruhan data harus bersifat konsisten sehingga jika terdapat

beberapa data yang tidak konsisten peneliti harus melacak penyebab-penyebabnya. Ukuran-

ukuran yang diper

gunakan dalam penulisan data harus seragam. Misalnya, seluruh ukuran

tinggi dinyatakan dalam meter, tidak dicampur-campur dengan centimeter, dan sebagainya.

Selanjutnya peneliti juga harus memeriksa kesesuaian antara pernyataan dan jawaban yang

diberikan oleh responden.

Jika ditemukan data-data yang salah dan diperkirakan akan mempengaruhi hasil peneli-

tian, maka peneliti harus kembali melakukan penggalian data ulang, baik melalui observasi

maupun melalui wawancara ulang sehingga data yang terkumpul akan terjamin validitas-

nya.

Setelah seluruh data telah diedit dengan baik, langkah berikutnya adalah pemberian

kode. Pengkodean data merupakan proses memberikan simbol-simbol yang berupa angka-

angka pada jawaban-jawaban responden yang telah terkumpul. Simbol yang berupa angka-

angka itulah yang disebut dengan kode. Pengkodean dapat dilakukan dengan beberapa cara

sebagai berikut:

a. Pengkodean terhadap jawaban yang berupa angka

Di antara data yang terkumpul, ada yang berupa angka-angka maupun kalimat-kalimat.

Data yang berupa angka misalnya menyangkut tentang jumlah usia, jumlah penghasilan,

jumlah penduduk, luas bangunan, panjang jalan, jumlah anak, dan lain sebagainya. pengko-

dean terhadap data yang berupa angka akan lebih mudah karena angka-angka yang termuat

dalam jawaban tersebut sekaligus dapat dijadikan sebagai kode.

PERTANYAAN

JAWABAN

KODE

٭

Berapakah luas

wilayah perkebunan

teh tersebut?

٭

Berapakah jumlah

rata-rata gaji para

pekerja di perkebunan

teh tersebut dalam satu

bulan?

٭

Berapakah jumlah

seluruh tenaga kerja

yang ada di perkebu-

nan tersebut?

327 hektar

Rp. 475.000,-

653 orang

327

475.000

653

104

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I

Jika data yang masuk berbentuk interval, maka perlu dilakukan pengkodean seperti

berikut ini:

PERTANYAAN

JAWABAN

KODE

1. Berapakah jumlah

rata-rata siswa yang

bolos di SMA X dalam

satu bulan?

a. < 15 siswa

b. 15-30 siswa

c. > 30 siswa

1

2

3

b. Pengkodean terhadap jawaban dari pertanyaan tertutup

Dalam pertanyaan tertutup sudah disediakan beberapa alternatif sebagai jawaban.

Dengan demikian, responden tinggal memilih salah satu jawaban yang dianggap paling

benar sesuai dengan instruksi yang ada. Pada umumnya, alternatif jawaban yang disedi-

akan dapat berupa pilihan-pilihan sesuai dengan huruf maupun angka yang disediakan.

Selain itu dapat juga berupa alternatif jawaban YA atau TIDAK, SETUJU atau TIDAK

SETUJU, dan sebagainya. Pengkodean yang dilakukan terhadap data seperti itu dapat

dilakukan dengan cara menyesuaikan indeks atau skala yang dipakai. Pada umumnya,

jawaban yang baik akan diberi kode berupa angka yang tinggi, jawaban yang sedang akan

diberi kode berupa angka sedang, sedangkan jawaban yang buruk akan diberi kode berupa

angka yang rendah. Perhatikan beberapa tabel berikut ini!

PERTANYAAN

JAWABAN

KODE

1. Jenis olah raga apa-

kah yang paling anda

gemari?

a. Sepak bola

b. Bola basket

c. Bola voli

d. T

enis

e. Bulu tangkis

f. Tenis meja

g. Lain-lain............

(sebutkan)

1

2

3

4

5

6

7

Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial

105

PERTANYAAN

JAWABAN

KODE

1. Jenis olah raga apa-

kah yang paling anda

gemari?

a. Sepak bola

b. Bola basket

c. Bola voli

d. Tenis

e. Bulu tangkis

f. Tenis meja

g. Lain-lain:

o Senam

o Lari

o Pencak silat

o Karate

o Wushu

o Tinju

o Sepak takraw

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

PERTANYAAN

JAWABAN

KODE

1.

Bagaimanakah pendapat

anda terhadap kinerja

kelompok kerja (pokja)

Pesantren Ramadhan di

sekolah anda?

a. Instrukturnya kurang

menguasai bahan.

b. Panitia sudah bekerja

secara maksimal.

c. Panitia sangat kompak

sehingga program kerja

dapat dilaksanakan den-

gan baik.

d. Kami semua cukup puas.

e. Perlu ditingkatkan lagi.

f. Sneck agar ditambah lagi

ya ya ya...

g. Materi pesantren sudah

cukup banyak, tetapi

kami mengharapkan

agar tahun depan lebih

diperdalam lagi

h. Biasa-biasa saja.

i. Ok deh!!!

Sangat baik

Baik

Sedang

Kurang

Sangat kurang

1

2

3

4

5

106

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I

2. Lembar Ringkasan dan Tabulasi

Setelah peneliti selesai melakukan coding, langkah selanjutnya adalah melakukan tab-

ulasi. Tabulasi merupakan suatu proses pembuatan tabel-tabel sesuai dengan analisis yang

dibutuhkan. Untuk memudahkan dalam proses tabulasi, peneliti perlu membuat ringkasan

terlebih dahulu untuk menghimpun semua data. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk

memudahkan peneliti dalam melakukan proses analisis data.

Adapun format ringkasan terdiri dari kolom-kolom dan baris-baris. Kolom pertama

yang terletak pada bagian paling kiri digunakan untuk nomor urut atau kode responden.

Sedangkan kolom kedua dan seterusnya digunakan untuk variabel-variabel yang terdapat

di dalam kuesioner. Baris-baris digunakan untuk menuliskan seluruh responden. Baris per-

tama untuk responden pertama, baris kedua untuk responden kedua, dan seterusnya.

Setelah semua data diringkas, langkah selanjutnya adalah membuat tabel-tabel untuk

kegiatan analisis. Tabulasi tersebut dapat dilakukan melalui dua cara, yakni: (1) tabulasi

langsung, dan (2) tabulasi kode (sheet code). Dalam tabulasi langsung data langsung ditabu-

lasi dari kuesioner ke dalam tabel yang sudah dipersiapkan tanpa perantara lainnya. Tabu-

lasi langsung dilakukan untuk data yang jumlah responden dan variabelnya sangat sedikit.

Proses tabulasi data secara langsung ini lazimnya dikerjakan dengan sistem tally dengan

memberi tanda garis (tally). Perhatikan contoh berikut ini!

Tabel: Pencapaian prestasi belajar

siswa kelas XIA dan XIB SMA X

KATEGORI

TALLY

FREKUENSI

Baik sekali

Baik

Cukup

Buruk

Buruk sekali

IIII IIII III

IIII IIII IIII II

IIII IIII IIII I

IIII I

II

13

17

16

6

2

J u m l a h

54

Sedangkan tabulasi dengan menggunakan lembaran kode dapat dilakukan dengan

menggunakan komputer. Proses tabulasi seperti ini dilakukan terhadap responden dan vari-

abel data yang sangat banyak.

Tabulasi data ke dalam tabel dapat dilakukan dengan membuat tabel frekuensi\// mau-

pun tabel silang. Tabulasi data ke dalam tabel frekuensi dilakukan sebelum analisis data.

Tabel frekuensi disusun untuk semua variabel penelitian yang disusun tersendiri. Tabel-

tabel tersebut dijadikan bahan dasar dalam proses analisis. Perhatikan contoh berikut ini!

Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial

107

Tabel: Frekuensi siswa kelas XI SMA X

No.

Jenis kelamin

Frekuensi (f)

Persen (%)

1.

2.

3.

Laki-laki

Perempuan

Tidak dijawab

60

30

10

60%

30%

10%

JUMLAH

100

100%

Tabel silang dibuat dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antarvariabel dan

disusun berdasarkan variabel yang memiliki hubungan tertentu satu sama lain. Misalnya:

hubungan jenis kelamin dengan tingkat partisipasi dalam kegiatan ekstra kurikuler

, dan

sebagainya. Distribusi persentasi digunakan sebagai dasar untuk menyimpulkan hubungan

antara variabel-variabel penelitian. Dalam pembuatan tabel biasanya variabel bebas disusun

sebagai kolom, sedangkan variabel terikat disusun sebagai baris. Hal ini dilakukan untuk

memudahkan dalam membaca tabel. Perhatikan contoh berikut!

Tabel: Hubungan jenis kelamin terhadap partisipasi

Dalam kegiatan ekstra kurikuler di SMA X

KATEGORI

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

JUMLAH

F%F%F%

Paskibra

Pramuka

PMR

Bela Diri

10

12

4

2

20

24

8

4

12

7

3

0

24

14

6

0

22

19

7

2

44

38

14

4

Tabel-tabel di atas disusun berdasarkan hasil tabulasi yang menggunakan tabel-tabel

pembantu yang menggunakan tally sesuai dengan data yang telah dikumpulkan. Agar tidak

terjadi kesalahan, tentu saja diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam menyusun tabulasi

tersebut. Proses tabulasi akan semakin mudah dan cepat jika didukung oleh sarana kom-

puter.

3. Statistik Sederhana

Statistik digunakan untuk mengolah data yang bersifat kuantitatif. Statistik sangat ber-

guna dalam penelitian, yakni dalam hal penyusunan model, perumusan hipotesis, pengem-

bangan alat dan instrumen penelitian, penyusunan desain penelitian, penentuan sampel, dan

dalam analisis data. Adapun kegunaan statistik dalam penelitian antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Alat untuk mengetahui hubungan kausalitas (sebab akibat) antara dua variabel atau

lebih.

2. Memberikan teknik-teknik sederhana dalam mengklasi

fi

kasikan data dan penyajian

data secara lebih mudah sehingga bisa dipahami secara lebih mudah.

Rumus perhitungan persentase:

frekuensi

jumlah frekuensi

x

100%

108

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I

3. Membantu peneliti dalam menyimpulkan suatu perbedaan yang diperoleh, apakah ber-

beda secara berarti (signi

fi

kan).

4. Secara teknik dapat digunakan untuk menguji hipotesis sehingga bisa menolong peneliti

dalam mengambil keputusan.

5. Meningkatkan kecermatan peneliti dalam mengambil keputusan terhadap kesimpulan-

kesimpulan yang akan diambil.

6. Memungkinkan peneliti untuk melakukan kegiatan ilmiah dengan biaya yang lebih

murah.

Pengolahan data dengan menggunakan statistik dilakukan sedemikian rupa sehingga

data yang berupa angka-angka tersebut memiliki arti dan makna. Adapun cara-cara yang

bisa dilakukan dalam teknik statistik antara lain adalah: distribusi frekuensi dan tendensi

sentral.

4. Distribusi Frekuensi

Data yang telah dikumpulkan dari lapangan tentu saja bersifat acak dan masih merupa-

kan data mentah. Untuk dapat melakukan kegiatan analisis sebagaimana yang diinginkan,

peneliti perlu melakukan langkah kategorisasi agar semakin mudah dipahami, yakni dengan

membuat tabel distribusi frekuensi. Perhatikanlah berbagai contoh berikut!

3 6 6 6 7 7 6 8 9 1 4 2

4 4 4 5 7 7 9 3 5 6 7 2

3 3 7 9 9 8 8 8 9 5 6 4

Data tentang perolehan nilai siswa kelas 2A SMA X tersebut masih merupakan data

mentah dan masih bersifat acak. Untuk itu perlu diatur sedemikian rupa sehingga mudah

dipahami, sebagai berikut!

Tabel: Distribusi frekuensi nilai bidang studi Sosiologi

Siswa kelas XII SMA X

NILAI

TALLY

FREKUENSI (f)

2

3

<

5

6

7

8

9

I

II

IIII

IIII

III

I

IIII

IIII

1

:

4

5

3

>

4

5

Jumlah

36

Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial

109

Distribusi frekuensi di atas dikenal juga (dengan istilah distribusi frekuensi mutlak).

Distribusi tersebut dapat juga disajikan dalam bentuk distribusi relatif, yakni dalam bentuk

persentase, sebagai berikut:

T

abel: Distribusi frekuensi mutlak dan relatif nilai bidang studi sosiologi

Siswa kelas XII SMA X (n=50)

NILAI

FREKUENSI (f)

PERSENTASE

(%)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

2

4

5

3

6

6

4

5

3

5

11

14

8

17

17

11

14

Jumlah

f = 36

100

Selain frekuensi relatif dan frekuensi mutlak, juga dikenal istilah frekuensi komulatif.

Frekuensi komulatif merupakan frekuensi yang dijumlahkan. Penyusunan frekuensi mutlak,

frekuensi relatif, dan frekuensi komulatif dapat diperhatikan pada contoh di bawah ini!

Tabel: Distribusi frekuensi mutlak, relatif, dan komulatif

nilai bidang studi Sosiologi siswa kelas XII SMA X (n=50)

;

8

19

3;

41

58

75

86

100

3

5

11

14

8

17

17

11

14

1

3

7

12

15

21

27

31

36

1

2

4

5

3

6

6

4

5

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Frekuensi komulatif dan persentase komulatif disusun dengan maksud untuk memu-

dahkan dalam memahami data dan sekaligus menganalisis data. Jika disajikan dalam bentuk

histogram dan poligon akan berbentuk sebagai berikut!

110

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I

12345678 9

0

2

6

8

Nilai Bidang Sosiologi

frekuensi

Poligon distribusi frekuensi tabel

nilai bidang studi sosiologi siswa kelas XII SMA x (n=50)

Nilai Bidang Studi Sosiologi

Frekuensi

1

2345 6789

0

2

4

6

8

Data-data yang berjumlah banyak, sebelum disajikan ke dalam tabel distribusi frekuen-

si, perlu dikelompokkan ke dalam interval yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Adapun

kegunaan dari interval kelas adalah untuk menyederhanakan kategori-kategori data sehing-

ga dapat disajikan dalam bentuk yang ringkas dan padat. Adapun beberapa prosedur yang

perlu dilakukan dalam membuat tabel frekuensi adalah:

1. Menentukan range, yakni selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah. Nilai terendah

merupakan limit bawah untuk kelas pertama.

2. Menentukan jumlah kelas dengan menggunakan range dan besar interval kelas. Adapun

rumusnya adalah sebagai berikut:

K =

R

i

Keterangan:

k = jumlah interval kelas

I = besar interval kelas

R = range

1. Menentukan range, yakni selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah. Nilai terendah

merupakan limit bawah untuk kelas pertama.

2. Menentukan jumlah kelas dengan menggunakan range dan besar interval kelas. Ada-

pun rumusnya adalah sebagai berikut:

Histogram distribusi frekuensi tabel nilai bidang studi sosiologi siswa kelas XII SMA

x (n=50)

Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial

111

79 67 62 69 69 67 67 69 63 72 89 70 75 59 71 62 59 60 62 71

65

36 64 65 59 56 89 85 77 70 57 67 57 54 52 73 50 50 54 72

73 81 71 89 86 45 48 81 46 47 57 41 64 54 38 76 54 47 60 66

66 83 77 83 41 56 43 50 55 57 72 66 68 75 63 67 70 78 56 68

Setelah memperhatikan data di atas, tampaklah bahwa nilai tertinggi adalah 89 dan

nilai terendah adalah 36. Dengan demikian range (R)-nya adalah 89-36=53. Jika interval

kelasnya ditentukan sebesar 7, maka jumlah interval (k) adalah 53:7= 7,57 (dibulatkan men-

jadi 8). Perhatikan tabel berikut ini!

Frekuensi f

Tally

Nilai

5

6

17

15

20

8

9

IIII

IIII I

IIII IIII IIII II

IIII IIII IIII

IIII IIII IIII IIII

IIII III

IIII IIII

36 – 45

4 4 – 51

52 – 59

60 – 66

67 – 74

75 – 82

83 – 90

80

Jumlah

Distribusi frekuensi di atas dapat disajikan menurut frekuensi komulatif dan persentase

komulatif, sebagai berikut:

% komulatif

%

f. komulatif

F

Nilai

6,25

13,75

35

53,75

78,75

88,75

100

6,25

7,50

21,25

18,75

25

10

11,25

5

11

28

43

63

71

80

5

6

17

15

20

8

9

36 – 45

4 4 – 51

52 – 59

60 – 66

67 – 74

75 – 82

83 – 90

5. Ukuran Pemusatan

Pada dasarnya, penyajian data dengan menggunakan distribusi frekuensi hanya mampu

memberikan gambaran umum kepada pembaca. Agar pembaca dapat memperoleh gam-

baran yang lebih rinci peneliti perlu melakukan ukuran pemusatan yang dikenal dengan

istilah tendensi sentral. Ukuran pemusatan digunakan untuk menunjukkan nilai atau ukuran

yang mendekati titik konsentrasi perangkat data hasil suatu pengukuran. Ukuran pemu-

112

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I

satan tersebut sering digunakan sebagai gambaran umum tentang kecenderungan atau se-

bagai wakil dari suatu perangkat data. Beberapa ukuran pemusatan (tendensi sentral) adalah

modus, median, dan mean. Modus sering digunakan untuk data-data yang berskala nominal,

median sering digunakan untuk data-data yang berskala ordinal, sedangkan mean sering

digunakan untuk menunjukkan gejala pusat suatu perangkat data yang berskala interval dan

rasio.

a. Modus

Modus merupakan nilai yang paling sering muncul dalam suatu pengukuran. Sebagai

misal, setelah dilakukan pengukuran terhadap berat badan sepuluh pelari dari kelas 3C dipe-

roleh data sebagai berikut: (1) Amir 45 kg, (2) Budi 46 kg, (3) Handi 47 kg, (4) Dadang 50

kg, (5) Asep 50 kg, (6) Dayat 50 kg, (7) Tau

fi

k 50 kg, (8) Ridho 50 kg, (9) Taufan 55 kg,

dan (10) Bayu 57 kg. Angka yang paling sering muncul dari data tersebut adalah 50. Dengan

demikian, angka 50 disebut modus dari perangkat data tersebut.

Mungkin saja dalam suatu perangkat data hanya memiliki satu modus (unimodal), dua

modus (bimodal), banyak (modus multimodal), atau bahkan tidak memiliki modus sama

sekali. Untuk data yang dikelompokkan dalam bentuk interval kelas, maka modusnya terda-

pat pada interval kelas yang nilainya paling sering muncul. Adapun rumus yang digunakan

untuk mencari modus satuan kelompok adalah sebagai berikut:

K

0

= L +

( )

i atau M

o

=

U –

( )

i

f

a

f

a

+f

b

f

a

f

a

+f

b

Mo

= modus

L

= batas bawah nyata (interval kelas yang mengandung Mo)

fa

= frekuensi yang berada di atasnya.

fb

= frekuensi yang berada di bawahnya.

i

= besarnya kelas interval.

U

= batas atas nyata (interval kelas yang mengandung Mo)

Perhatikan contoh berikut ini!

Frekuensi

Nilai

5

6

17

15

20

8

9

36 – 45

4 4 – 51

52 – 59

60 – 66

67 – 74

75 – 82

83 – 90

Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial

113

Berdasarkan data yang tertera dalam tabel di atas, maka modusnya terdapat pada in-

terval kelas 52-59. dalam mencari titik Mo perlu juga dipertimbangkan frekuensi interval

kelas yang berada di atas dan di bawah interval kelas Mo, yakni 6 dan 15.

Terdapat beberapa

rumus yang digunakan untuk mencari titik modus. Perhatikan uraian berikut ini!

Rumus 1:

f

a

f

a

+f

b

5

15+15

40

20

M

0

= L +

( )

i =

51,5 +

( )

8

=

51,5 +

Rumus 2:

= 59,5 - 6 = 53,5

= 51,5 + 2

= 53,5

f

a

f

a

+f

b

5

15+15

M

0

= L +

( )

i =

59,5 –

( )

8

=

59,5 –

120

20

b. Median

Dalam statistik, median diartikan sebagai titik atau nilai yang membagi seperangkat

data menjadi dua bagian yang sama banyak. Misalnya, jika nilai media ditemukan sebesar

50, maka terdapat 50% data yang lebih kecil dan 50% data yang lebih besar dari 50. Dengan

demikian, median merupakan nilai tengah dalam sebuah kelompok nilai yang sudah diu-

rutkan dari nilai yang terkecil menuju yang terbesar.

Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencari median, yakni sebagai

berikut:

Jika banyak anggota kelompok nilai tersebut ganjil, maka median merupakan nilai

yang terletak di tengah-tengah urutan tersebut. Misalnya, nilai mata pelajaran Sosiologi

tujuh pelajar terbaik adalah 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Berdasarkan data seperti ini maka mediannya

adalah 7.

Jika banyak anggota kelompok nilai tersebut genap, maka median merupakan jumlah

dua anggota yang terletak di tengah-tengah urutan nilai tersebut dibagi dua. Misalnya, nilai

mata pelajaran Sosiologi enam pelajar terbaik adalah 5, 6, 7, 8, 9, 10. berdasar data seperti

ini maka mediannya adalah (7+8):2 = 15:2 = 7,5.

c. Mean

Mean atau rata-rata merupakan jumlah keseluruhan nilai dibagi dengan banyak unit

yang ada. Dengan demikian, mean atau rata-rata dari nilai mata pelajaran Sosiologi tujuh

pelajar terbaik adalah (4+5+6+7+8+9+10):7 = 49:7 = 7. Adapun rumus yang dipergu-

nakan untuk mencari mean atau rata-rata adalah sebagai berikut:

X

1

+

X

2

+

X

3

+

X

4

+

X

1

M

n

atau M =

fx

n

114

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I

M = mean

X = besarnya bilangan berturut-turut (jumlah keseluruhan dari nilai bilangan)

N = banyaknya unit bilangan

= lambang yang menyatakan sigma yang berarti jumlah dari.

F. ANALISIS INTERPRETASI DATA

Setelah data diolah sedemikian rupa langkah selanjutnya adalah melakukan analisis

dan interpretasi data. Dalam melakukan kegiatan analisis, data yang ada disederhanakan

sedemikian rupa sehingga mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Proses analisis seringkali

menggunakan statistik. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menyederhanakan data

penelitian yang jumlahnya relatif banyak sehingga menjadi lebih sederhana dan mudah

dimengerti.

Kegiatan analisis dalam penelitian sosial dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu

kegiatan analisis untuk data kategorial yang biasanya menggunakan tabulasi silang dan

kegiatan analisis untuk data bersambungan yang biasanya menggunakan bermacam-macam

teknik statistik seperti distribusi frekuensi. Adapun data sambungan yang sudah diformat

menjadi data kategorial juga dapat menggunakan teknik tabulasi silang.

Melalui kegiatan analisis itulah peneliti dapat menginterpretasikan berbagai data sehingga

memiliki makna dan mudah dimengerti. Interpretasi data dapat dilakukan dengan dua

cara. Pertama, interpretasi yang dilakukan secara terbatas, yakni peneliti hanya melakukan

interpretasi terhadap data dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam penelitian. Dengan

kegiatan seperti ini secara otomatis interpretasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan analisis

data. Kedua, interpretasi yang dilakukan dengan cara mencari pengertian yang lebih luas

tentang hasil-hasil penelitian yang diperoleh dari analisis. Kegiatan ini dilakukan dengan

cara membandingkan hasil analisisnya dengan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian lain

dengan menghubungkan kembali hasil interpretasinya dengan teori yang ada.

G. MENARIK KESIMPULAN

Kegiatan analisis dan kegiatan interpretasi merupakan landasan bagi peneliti dalam me-

narik suatu kesimpulan. Sebelum melakukan penarikan kesimpulan, terlebih dahulu peneliti

melakukan proses generalisasi. pada dasarnya generalisasi merupakan suatu kegiatan yang

berhubungan dengan pembentukan gagasan atau simpulan umum dari suatu hal. Proses

generalisasi yang dilakukan harus mengacu pada teori yang mendasari penelitian tersebut.

Berdasarkan generalisasi itulah suatu kesimpulan diambil. Dengan demikian, generalisasi

dan penarikan kesimpulan merupakan dua kegiatan yang saling berkaitan.

Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial

115

Kegiatan

Lakukanlah pengamatan terhadap lingkungan Rukun Warga (RW) di mana kalian be-

rada. Kemudian, lakukan beberapa kegiatan berikut ini:

1. Carilah beberapa data yang berhubungan dengan pekerjaan warga masyarakat di

lingkungan RW kalian, yang meliputi: jumlah TNI, jumlah Polisi, jumlah Petani,

jumlah Penjahit, jumlah PNS, jumlah Tukang Ojek, jumlah Tukang Becak, dan

jumlah Sopir.

2. Carilah beberapa data yang berhubungan dengan pemuda/pelajar di lingkungan RW

kalian, yang meliputi: jumlah anak balita, jumlah anak-anak TK, jumlah pelajar SD,

jumlah pelajar SMP, jumlah pelajar SMA, jumlah mahasiswa, dan jumlah pemuda

pengangguran.

3. Buatlah tabel-tabel untuk memudahkan dalam membaca data yang telah kalian

peroleh tersebut.

4. Berdasarkan tabel yang kalian buat, carilah hubungan antara pekerjaan orang tua

dengan kesadaran pendidikan di lingkungan RW kalian.

116

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I

R

angkuman

Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian yang

mana data-data bersifat kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata-kata,

bukan data yang berbentuk angka-angka.

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan dalam proses penelitian

yang mana data yang dipakai adalah data-data kuantitatif, yakni berbentuk angka-angka.

Berkenaan dengan data kuantitatif tersebut, maka dalam proses pengolahan data selalu di-

gunakan analisis statistik.

Subjek penelitian merupakan orang atau benda yang dijadikan sasaran dalam kegiatan

penelitian. Jika masyarakat yang akan dijadikan subjek penelitian terlalu besar jumlahnya

dan/atau terlalu luas wilayahnya, maka perlu ditentukan populasinya terlebih dahulu. Sete-

lah populasi ditentukan, langkah selanjutnya adalah memilih sampel.

Menurut Sapari Imam Asyari, data merupakan fakta-fakta atau keterangan-keterangan

(informasi) yang digunakan sebagai sumber atau bahan untuk menemukan kesimpulan atau

membuat keputusan-keputusan.

Dalam menjalankan sebuah penelitian, diperlukan sebuah teknik pengumpulan data.

Teknik pengumpulan data ini dapat dilakukan melalui angket, wawancara, observasi, studi

dokumentasi, studi kepustakaan, dan lain sebagainya.

Data yang terjaring melalui angket, kuesioner, observasi, studi dokumentasi, kajian pus-

taka, dan sebagainya merupakan bahan mentah yang memerlukan pengolahan dan analisis.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses pengolahan data adalah: (1) mengedit

(editing) dan memberikan kode (coding), (2) meringkas dan membuat tabel-tabel (tabulasi),

(3) melakukan analisis data, dan (4) membuat kesimpulan.

Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial

117

H

Latihan

Jawablah beberapa pertanyaan berikut ini dengan benar!

1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif?

2. Sebutkan subjek-subjek penelitian!

3. Sebutkan dan jelaskan cara penentuan sampel!

4. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah dalam pengolahan data!

5. Sebutkan dan jelaskan kegunaan statistik dalam penelitian!

Glosarium

Angket

: teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirim-

kan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden

Data kualitatif

: data yang berbentuk kata-kata, bukan data yang berbentuk ang-

ka-angka

Data Kuantitatif

: Data yang berbentuk angka-angka

Interpretasi : telaah

Kajian kepustakaan : suatu kegiatan untuk menelusuri dan menelaah teori-teori yang

terdapat di perpustakaan

Median

: nilai tengah dalam sebuah kelompok nilai yang sudah diurutkan

dari nilai yang terkecil menuju yang terbesar.

Modus

: nilai yang paling sering muncul dalam suatu pengukuran.

Observasi

: suatu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan

Pendekatan kualitatif : pendekatan yang digunakan dalam penelitian yang mana data-

data bersifat kualitatif.

Pendekatan kuantitatif : pendekatan yang digunakan dalam proses penelitian yang mana

data yang dipakai adalah data-data kuantitatif

Populasi

: jumlah keseluruhan unit yang akan dianalisis, atau objek yang

diteliti

Responden

: orang yang memberikan tanggapan (respons) terhadap pertan-

yaan-pertanyaan yang diajukan

Sample

: suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan sekaligus di-

anggap dapat menggambarkan populasinya

Studi dokumentasi

: teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada

subjek penelitian, melainkan kepada dokumen-dokumen terten-

tu

Subjek penelitian

: orang atau benda yang dijadikan sasaran dalam kegiatan pene-

litian

Wawancara

: pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lang-

sung oleh pewawancara/pengumpul data kepada responden